BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari kita, yang merupakan suatu tiruan yang sama dari suatu prinsip
kerja yang sama dengan roket. Dimana hukum aksi-reaksi diterapkan pada sebuah roket
yang bahan bakarnya menggunakan air. Maka dari itu, udara dalam suatu ruangan
akan menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah.
Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi, udara dengan tekanan tertentu
maka udara dalam botol yang dilubangi pada suatu titik maka udara akan keluar
dari lubang tersebut dan akan menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari
keluarnya udara. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah
kita pelajari sejak duduk pada tingkat Sekolah Dasar (SD). Di dalamnya memuat
banyak teori yang telah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya,
dalam berkehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari teori fisika.
Misalnya hukum gravitasi pada peristiwa jatuhnya buah apel dari pohonnya. Selain
itu, dalam ilmu pengetahuan juga memanfaatkan fisika, seperti pembuatan pesawat
ulang-alik, roket, pesawat terbang, balon udara dan masih banyak lagi.
1.2 Pembatasan
Masalah
Roket air merupakan
roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air dan udara
bertekanan. Seperti kita ketahui bersama bahwa udara dalam suatu ruangan akan
menekan ke segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih rendah.
Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi dengan udara dengan tekanan tertentu
maka udara dalam botol akan menekan ke segala arah dan jika botol dilubangi
pada suatu titik maka udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan
menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara. Perubahan momentum
pada lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum yang dialami roket, jadi
air dan udara yang keluar dari dalam botol menyebabkan botol terdorong
berlawanan arah dari keluarnya air dan udara. Dalam karya tulis ini kami akan
berusaha membahas pendeskripsian bahan dan cara membuat roket. Begitu pula
dengan prinsip cara kerja roket itu sendiri.
1.3 Perumusan Masalah
1. Apa
sajakah alat dan bahan untuk membuat roket air ?
2. Bagaimana
cara membuat roket air ?
3. Bagaimana
cara kerja roket air itu sendiri?
4. Apa fungsi
bagian-bagian launcher pada roket air?
1.4 Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui alat dan bahan untuk membuat
roket serta cara pembuatannya.
2.
Mengetahui keperluan waktu roket untuk
kembali ke posisi y=0.
3.
Menentukan ketinggian maksimum yang
dapat dicapai roket.
1.5 Metode Penelitian
Pada penulisan karya tulis ini kami
menggunakan satu metode, yaitu dengan melakukan praktikum peluncuran roket air
yang telah kami buat. Dimana dalam melakukan praktikum peluncuran roket air
tersebut kami jadi lebih mengetahui bagaimana cara kerja roket air tersebut dan
kami juga mengetahui seberapa jauh roket air kami terbang.
1.6 Hipotesa
1.
Roket
air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih tepatnya berbahan pendorong air
dan udara bertekanan.
2.
Agar
roket air dapat meluncur jauh dibutuhkan ketepatan mengukur banyaknya air
dan tekanan udara.
3.
Sebelum
membuat roket, para pelajar terlebih dahulu diberikan dasar teori dan
pengenalan tentang roket.
1.7 Manfaat Penelitian
a.
Dapat mengetahui faktor apa yang
mempengaruhi laju roket air.
b.
Dapat mengetahui jarak maksimum roket
air tersebut.
c.
Dapat mengetahui kendala dan kemulusan
laju roket itu sendiri.
BAB II
LANDASAN TEORI
Roket air merupakan salah satu
jenis roket yang menggunakan air sebagai
bahan bakarnya. Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya
terbuat dari botol plastik bekas mineral. Air dipaksa keluar oleh udara yang
bertekanan, biasanya udara yang telah terkompresi.
Roket air merupakan bentuk praktik dari
pelajaran atau teori fisika yang biasa dipelajari di sekolah. Khususnya
mengenai tekanan dan gaya dorong yang disebabkan udara. Cara membuatnya sangat
sederhana, hanya dari dua buah botol plastik bekas minuman yang diberi sayap di
bagian bawahnya sehingga menyerupai bentuk roket. Kemudian botol diisi
air. Setelah siap, roket dihubungkan dengan pompa udara. Dengan tekanan udara
dari pompa roket pun meluncur. Tak hanya menjadi wahana praktik, roket air
ternyata sudah dikenal di kalangan komunitas pecinta ilmu pengetahuan.
Prinsip propulsi roket akan dianalogkan
dengan mengguanakan roket air sederhana. prinsipnya yaitu, botol akan meluncur
bila botol diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa), dan didalamnya diberi
sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar. Botol kemudian bertekanan dengan gas, biasanya udara
dikompresi dari sebuah Pompa sepeda,
Kompresor udara,
atau silinder sampai dengan 125 psi, tapi kadang-kadang
CO 2 atau nitrogen dari
sebuah silinder.
Prinsip kerja populasi roket ini merupakan
penerapan dari hokum ketiga newton dan kekekalan momentum. Gaya dorong yang
bekerja pada roket merupakan gaya yang bekerja pada roket akibat gas yang
dikeluarkan. Agar roket dapat dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih
besar dari gaya eksternal. dan diperoleh kelajuan gerak roket untuk kelajuan
roket yang bergerak tanpa gaya eksternal.
Air dan gas yang digunakan dalam kombinasi,
menyediakan sarana untuk menyimpan energi potensial yang mampat, dan air
meningkatkan Fraksi massa dan
memberikan momentum yang lebih besar ketika dikeluarkan dari nozzle roket.
Kadang-kadang aditif digabungkan dengan air untuk meningkatkan kinerja dalam
berbagai cara. Sebagai contoh: garam dapat ditambahkan untuk meningkatkan
densitas massa mengakibatkan reaksi yang lebih tinggi yang disebut dorongan spesifik.
Sabun juga kadang-kadang digunakan untuk membuat busa padat di roket yang
menurunkan kepadatan massa reaksi tetapi meningkatkan durasi dorong.
Roket air disebut juga water rocket
merupakan sebuah benda yang bisa terbang dengan memanfaatkan air dan udara.
Roket air mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2005/2006. Roket air sering
dilombakan baik pada tingkat kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Peserta
perlombaan kebanyakan pelajar baik yang duduk di bangku sekolah menengah bahkan
mahasiswa.
Teori fisika yang menjelaskan
bagaimana roket air bisa terbang adalah hukum III Newton. Hukum III Newton
mengatakan bahwa “ Jika benda A memberikan gaya pada benda B (Gaya Aksi/ Faksi),
maka benda B akan memberikan gaya pada benda A (Gaya Reaksi/Freaksi).
Kedua gaya ini memiliki besar yang sama tetapi arahnya berlawanan”.
BAB III
METODE PEMBUATAN
3.1
Alat
dan Bahan dalam Pembuatan Roket Air
Dalam desain
Roket Air Sederhana, ada tiga bagian penting yang perlu diketahui sehingga alat
dan bahan pun dipisahkan menurut bagiannya.
1. Roket Botol
Alat dan bahan
yang dibutuhkan :
a.
Botol bekas aqua (minimal 1,5 liter ) : 2 buah
b.
Batrai (sebagai pemberat) : 3 buah
c.
Kertas warna : 1 lembar.
d.
Gunting, lakban bening, lakban hitam, cutter, double
tape,isolasi dan lem kertas.
e.
Air :
Secukupnya
3. Dudukan Roket
Alat dan bahan
:
a.
Pipa Paralon ½ inch 2 meter.
b.
7-10 cable teast.
c.
Penutup pipa paralon ( Dop tanpa ulir) ukuran ½ inc.
d.
Pentil ( air intake) sepeda motor.
e.
Sambungan pipa berbentuk T.
f.
Sambungan pipa paralon 1 inch.
g.
Pipa paralon ¾
inch
h.
klem besi 2 buah
i.
Ring karet atau
karet ban yang dimodifikasi.
j.
Pisau atau bor,
lem pipa, gergaji besi, obeng,dan pompa.
1.1
Cara
Pembuatan
1. Roket Botol
a.
Siapkan aqua botol yg berukuran 1,5
Liter 2 buah
b.
Balut baterai hingga menjadi satu ikatan
dengan menggunakan lakban
c.
Kemudian rekatkan pemberat (baterai) di
belakang salah satu botol dengan menggunakan lakban.
d.
Ambil botol yang lain kemudian potong
bagian badan nya hingga tersisa bagian kepala botol.
e.
Tempelkan kepala botol tadi pada bagian
belakang botol yang telah diberi pemberat sehingga menutupi pemberat.
f.
Buatlah kerucut pada belakang botol
menggunakan kertas warna.
g.
Buatlah sayap sebanyak 4 buah dengan
menggunakan karton dan lengketkan pada badan roket agar roket tersebut
seimbang.
2.
Peluncur
a.
Mengambil kira-kira 60 cm pipa ½ inchi
dipotong 5 cm 2 buah,10 cm 2 buah,30 cm
1 buah.
b.
Susun dan sambungkan T, stop kran, sok
drat luar beserta dop dengan menggunakan lem pipa
c.
Pipa peluncur dengan panjang 30 cm salah
satu ujung dibesarkan seperti sambungan pipa.
3. Dudukan Roket
a.
Buat potongan pipa 10 cm 6 buah
b.
Empat pipa masing masing dipasang L pada
salah satu ujungnya, ujung yang satu disambungkan ke T. berarti ada 2
sambungan T.
c.
2 pipa lagi dihubungkan dengan T,
kemudian dipasang pada kedua T yang terdahulu.
d.
Hadapkan T yang tengah ke atas sebagai
dudukan roket.
3.3 Cara
Kerja Roket Air
1. Dimasukkan
air (fluida cair) secukupnya ke dalam badan roket air melalui mulut botol
(Untuk gaya dorong maksimum, volume air sepertiga volume botol). Air digunakan
sebagai medium pendorong roket air (massa jenis air lebih besar dari pada massa
jenis udara). Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:
FA = ρ . g . h
Semakin
besar massa jenisnya (ρ) maka semakin besar gaya dorong roket (FA). Na
2. Katup
roket air dipasang dengan badan roket air.
Katup Roket air
memiliki luas penampang yang jauh lebih kecil dibandingkan mulut botol,Sesuai
dengan Hukum Pascal : Semakin kecil luas penampang (A1), semakin besar gaya
dorong yang dihasilkannya (F2).
3. Sudut
peluncuran
roket diatur sedemikian
rupa (Untuk menempuh jarak terjauh digunakan sudut 450 terhadap
garis horizontal).Sesuai dengan rumus Gerak Vertikal Ke atas lintasan parabola.
4. Pasang
botol pada peluncur.
5. Mulut
botol ditahan dengan memegang nya agar air tidak terlalu banyak yang keluar.
6. Dilakukan
pemompaan, pemompaan bertujuan untuk memampatkan volume, volume berbanding
terbalik dengan tekanan. Semakin kecil volum semakin besar tekanan. (Semakin
besar frekuensi pemompaan atau semakin banyak dipompa, semakin jauh jarak yang
ditempuh roket, namun pemompaan yang berlebihan dapat merusak pompa itu sendiri
dan juga merusak roket).
Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:
Sesuai dengan hukum Tekanan Hidrostatis:
P
≈ F
(P
berbanding lurus dengan F)
Semakin besar tekanan,
gaya dorongnya juga akan semakin besar.
7. Pada
saat pemompaan dirasa cukup, roket air di lepas dan dapat mengangkasa ke
udara.
3.4
Bagian Launcher dan fungsinya Pada Roket
Air
Launcher mempunyai bagian-bagian yang
mempunyai fungsi tertentu launcher pada umumnya terdiri dari beberapa sistem
yaitu, sistem pengisian udara,system penjepit/ penahan roket, sistem penyangga
dan lain-lain.
1.
Penyangga pengisian udara dan pengarah.
Penyangga ini terbuat
dari kayu, namun kuat sehingga mampu mengarahkan roket. Kayu ini juga berfungsi
untuk mengisi udara kedalam roket tanpa gelembung udara yang menyebabkan roket
akan berubah posisi sebelum diluncurkan.
2.
Katup.
Katup berfungsi menahan
tekanan dalam roket agar tekanan tidak keluar atau kembali menuju pompa.
3.
Pentil.
Pentil berfungsi untuk
menghubungkan launcher dengan sumber udara yang berupa pompa atau kompresor.
Selain itu, pentil juga mempunyai katup yang dapat menahan tekanan dan mencegah
kebocoran.
4.
Penyangga.
Penyangga berfungsi
untuk memperkokoh posisi launcher pada permukaan tanah, juga mengatur pada
sudut berapa roket akan diluncurkan.
1.5
Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Roket
Air
1.
Wings (sayap)
Ukuran wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu
sempit, karena dapat berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Makin
lebar sayap maka makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas
penampang roket, makin mudah bagi roket untuk mengalirkan udara tetapi juga
makian besar hambatan yang diterima roket. Bahannya bisa dari polycarbonate
(dipakai untuk pintu kanopi), fiber atau bisa juga menggunakan sterofoam.
Tetapi apabila kita menggunakan sterofoam, bisa cepat rusak karena tidak kuat.
Jumlah sayap dapat tiga atau empat buah tetapi yang bagus adalah tiga buah.
Apabila roket meluncur di udara berbelok atau berputar-putar seperti
baling-baling, mungkin terjadi kesalahan pada jumlah sayap, bentuk dan ukuran
yang tidak sama, sehingga akan menyebabkan roket jatuh sebelum mencapai jarak
yang maksimal. Fungsi dari wings adalah sebagai pengarah aliran udara dari
ujung roket menuju belakang. Selain itu juga, sebagai penyeimbang ketika roket
meluncur di udara agar tetap stabil.
2.
Body ( Botol)
Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas baik yang
bersoda maupun air minum biasa. Tetapi botol yang bagus di gunakan untuk
membuat roket adalah botol bersoda ukuran besar (1 liter). Alasannya karena
mampu menampung lebih banyak udara dan air serta mempunyai tekanan yang lebih
kuat, sehingga roket akan meluncur lebih jauh. Dalam pembuatan roket seringnya
ruang kompresi digunakan sebagai body roket pula. Alur pada permukaan botol
juga berpengaruh pada hambatan angin yang diterima roket.
3. Nose cone
Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya bermacam-macam,
mulai dari bentuk kerucut, kerucut tumpul, sampai yang tidak mempunyai nose
cone (hanya ujung botol saja). Bentuk Nose cone yang bagus adalah bentuk
kerucut, karena lebih mudah membelah udara saat roket meluncur. Bahan untuk
membuat nose cone hendaknya lebih lunak dari pada bahan untuk membuat wings
supaya lebih mudah untuk dibentuk, seperti bahan fiber. Sebelum nose cone
dipasang pada botol, masukkan pemberat ke dalamnya. Pemberatnya bisa dari
kerikil atau yang lainya, kemudian rekatkan pada ujung kerucut. Tujuannya
adalah supaya apabila roket mendarat maka bagian nose cone berada di bawah.
4. Volume Air
Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol yang paling
ideal adalah 1/3 volume botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka akan
membutuhkan waktu pemompaan yang lama dan roket biasanya menjadi tidak stabil.
Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan meluncur sebelum
waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.
5. Cara Memompa
Pompa yang digunakan adalah pompa sepeda yang memiliki tekanan udara yang
kuat. Teknik memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol
terlepas dari peluncurnya. Apabila proses memompa berhenti dan botol belum
terlepas atau tidak segera diluncurkan maka udara dalam botol akan habis,
sehingga roket tidak dapat meluncur secara maksimal.
6. Sudut Peluncuran
Sudut peluncuran yang mampu membuat roket mencapai jarak maksimal adalah 450.
Apabila sudutnya lebih dari itu maka roket akan meluncur ke atas dan jarak yang
di tempuh jadi kurang maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila sudutnya kurang
dari itu, roket akan jatuh dalam jarak yang masih lumayan dekat.
BAB IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
4.1
Data
Hasil Percobaan
Tabel 1 (Data hasil Percobaan Peluncuran
Roket Air)
No
|
α
|
tAB (s)
|
tAC (s)
|
hmax (m)
|
X (m)
|
Keterangan hmax
|
1
|
450
|
3,82
|
48
|
|||
2
|
450
|
2,14
|
21
|
|||
3
|
450
|
2,42
|
27
|
4.2
Analisis
Data
Penyelesaian mencari nilai tAB
dan hmax
1)
Diketahui α =
450
tAC = 2
tAB
tAB =
tAC

tAB =
(3,82) = 1,91 s

tAB = tpuncak
penyelesaian:
tpuncak
= 

1,91=


19,1
= v0 sin 45
19,1
= v0 

38,2
=
v0

V0
= 

V0
= 27,02 m/s
Mencari nilai hmax:
hmax
= 

hmax
= 

hmax
=
= 18,25 m

Mencari
nilai Xmax:
Xmax
= 

Xmax
= 

Xmax
= 

Xmax
= 73 m
2)
Diketahui α =
450
tAC =
2 tAB
tAB =
tAC

tAB =
(2,14) = 1,07 s

tAB = tpuncak
penyelesaian:
tpuncak
= 

1,07
= 

10,7
= v0 sin 45
10,7
= v0 

21,4
=
v0

V0
= 

V0
= 15,13 m/s
Mencari nilai hmax:
hmax
= 

hmax
= 

hmax
=
= 5,7 m

Mencari nilai Xmax:
Xmax
= 

Xmax
= 

Xmax
= 

Xmax
= 20,89 m
3)
Diketahui α =
450
tAC =
2 tAB
tAB =
tAC

tAB =
(2,42) = 1,21 s

tAB = tpuncak
penyelesaian:
tpuncak
= 

1,21
= 

12,1
= v0 sin 45
12,1
= v0 

24,2
=
v0

V0
= 

V0
= 17,1 m/s
Mencari nilai hmax:
hmax
= 

hmax
= 

hmax
=
= 7,3 m

Mencari nilai Xmax:
Xmax
= 

Xmax
= 

Xmax
= 

Xmax
= 27,24 m
4.3
Pembahasan
Tabel 2 (Data Hasil Pengoahan Data
Percobaan Roket Air)
No
|
α
|
tAB (s)
|
tAC (s)
|
hmax (m)
|
X (m)
|
Keterangan hmax
|
1
|
450
|
1,91
|
3,82
|
18,25
|
48
|
Tertinggi
|
2
|
450
|
1,07
|
2,14
|
5,7
|
21
|
Terendah
|
3
|
450
|
1,21
|
2,42
|
7,3
|
27
|
Sedang
|
Dari tabel di atas sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan hasil
tinggi maksimum yang terjauh adalah 48 m sedangkan yang terendah adalah 21
m.hal ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah keadaan sayap yang kurang kuat sehingga menyebabkan arah roket saat
diluncurkan tidak melambung lurus sejajar dengan posisi semula.
Roket air bekerja berdasarkan
prinsip dari hukum Bernoulli dan hukum III Newton. Yakni penggabungan antara
tekanan udara yang diberikan oleh pompa dan gaya aksi reaksi yang diberikan
oleh alat peluncur dan roket. Peluncuran roket dapat berjalan mulus dan roket
dapat meluncur keatas dengan lancar karena tekanan yang diberikan cukup kuat
dan air yang dimasukan kedalam roket tidak melampaui batas yang seharusnya.
Pompa yang dihubungkan dengan pentil akan mengalirkan tekanan udara
saat pompa ditekan. Saat kran dibuka udara tersebut akan bergabung bersama air dan membuat air yang berada
didalam roket merasa terdesak keluar. Ketika tekanan udara semakin kuat dan
ruang yang ada didalam roket sudah terasa penuh maka aliran udara dan air
tersebut akan meluncur keatas. Dengan
menggunakan prinsip kerja seperti yang bekerja pada roket air ini kita bisa
memperoleh keuntungan yang besar. Karena kita tidak perlu berusaha keras untuk
meluncurkan sebuah roket dengan menggunakan mesin-mesin yang lebih sulit
tingkat pembuatannya,tetapi cukup dengan menekan pompa dan memberikan tekanan
udara yang cukup pada roket, maka roketpun akan meluncur. Selain roket air ini,
alat-alat yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-haripun dapat dibuat dengan
menggunakan prinsip kerja dan hukum yang sama seperti pada roket air ini.
Perbandingan
jarak maksimum peluncuran roket air yang diukur dan dihitung dengan menggunakan
rumus meliputi:
1.
Pada percobaan satu nilai jarak maksimum yang diukur
dengan menggunakan meteran adalah sebesar 48 m sedangkan nilai jarak maksimum
yang didapat dari perhitungan berdasarkan rumus yang sesuai dengan teori yaitu
sebesar 73 m. Seharusnya nilai kedua jarak maksimum ini sama, namun karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor maka besar nilai jarak maksimum keduanya
berbeda. Hal ini dapat terjadi karena pada saat melakukan pengukuran dengan
menggunakan meteran pengukur tidak tepat membaca posisi akhir jatuh nya roket
sehingga jarak maksimum yang diukur tidak sesuai.
2.
Pada percobaan kedua nilai jarak maksimum yang diukur
dengan menggunakan meteran adalah sebesar 21 m sedangkan nilai jarak maksimum
yang didapat dari perhitungan berdasarkan rumus yang sesuai dengan teori yaitu
sebesar 20,89 m sehingga jika nilai tersebut dibulatkan mencapai 21 m. Hal ini
menunjukkan bahwa jarak maksimum pada percobaan dua adalah 21 m. Pengukuran
jarak maksimum pada percobaan kedua dapat dikatakan tepat, karena baik
pengukuran yang diukur dengan meteran maupun yang dihitung dengan menggunakan
rumus menunjukkan nilai yang sama.
3.
Pada percobaan ketiga nilai jarak maksimum yang diukur
dengan menggunakan meteran adalah sebesar 27 m sedangkan nilai jarak maksimum
yang didapat dari perhitungan berdasarkan rumus yang sesuai dengan teori yaitu
sebesar 27,24 m sehingga jika nilai tersebut dibulatkan mencapai 27 m. Hal ini
menunjukkan bahwa jarak maksimum pada percobaan tiga adalah 27 m. Sama halnya
dengan percobaan kedua, pengukuran jarak maksimum pada percobaan ketiga dapat
dikatakan tepat, karena baik pengukuran yang diukur dengan meteran maupun yang
dihitung dengan menggunakan rumus menunjukkan nilai yang sama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Pada dasarnya,
sebuah roket dari jenis apa pun memiliki cara kerja yang sama. yakni,
memanfaatkan gaya aksi-reaksi.
3. Bahan bakar yang
berupa air menciptakan gas panas yang terus mengembang sehingga
menghasilkan tekanan ke bawah dan mendorong roket untuk meluncur.
4. Agar roket dapat
dipercepat keatas maka gaya dorong harus lebih besar dari gaya eksternal.
5.2 Saran
Sebagai
generasi muda yang sudah mengetahui prinsip-prinsip dasar dan hokum-hukum
fisika yang ada,harusnya kita dapat menciptakan suatu alat yang bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari dan melakukan percobaan-percobaan yang bermanfaat dengan
menggunakan prinsip-prinsip dasar dan hukum-hukum fisika. Salah satunya dengan
menggunakan prinsip fluida ini. Jadi kalau kita sudah tahu dan mengerti apa
saja yang diperllukan untuk melakukan percobaannya,kenapa tidak segera kita
lakukan?
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Sains
untuk SD Kelas VI, Jakarta : Erlangga, 20